Total Pageviews

Friday, 1 May 2015

Cara Pemeliharaan Bibit Jabon


            Selama berada di dalam polibag, bibit jabon dipelihara hingga siap tanam berumur 4-6 bulan (tergantung kebutuhan petani). Syarat bibit siap tanam diantaranya bibit yang telah berumur 3-5 bulan, memiliki tinggi lebih dari 30 cm, diameter pangkal batang 5-8 mm, daun berwarna hijau, batang tunggal, dan pangkal batang berkayu.
           
Selama di dalam polibag, bibit jabon harus dipelihara secara intensif. Berikut ini berbagai teknik pemeliharaannya.
1.      Siram bibit jabon setiap hari menggunakan air tanah sebayak 1-2 liter untuk satu bibit. Namun jika hujan, bibit jabon tidak perlu disiram. Setiap minggu, siram bibit jabon menggunakan air tanah yang dicampur dengan fungisida dithane M-45 (dosisnya satu sendok teh untuk satu liter air).
2.      Berikan pupuk NPK untuk bibit jabon yang berumur dua minggu. Gunakan pupuk NPK cair dengan dosis 2-4 gram untuk satu liter air atau pupuk NPK padat dengan dosis 0,5 gram/ bibit. Aplikasi pupuk NPK dapat dilakukan dengan menyemprotkan langsung (cair) atau menaburkannya (padat) dengan jarak 3-5 cm dari batang tanaman. Pemupukan NPK dilakukan hingga jabon 1-2 bulan.
3.      Lakukan pemupukan menggunakan pupuk daun gandasil-D untuk bibit jabon yang berumur tiga bulan dengan dosis 1-2 gram untuk setiap liter air.
4.      Gunakan naungan paranet hingga bibit jabon berumur 4-5 bulan (tinggi bibit jabon sekitar 30 cm). Ukuran paranet yang digunakan dapat bervariasi, dari 50%, 65% hingga 75%.



Hartono Hp. 0823-78000858

Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.

Thursday, 10 January 2013

Penanaman pohon Jabon

Penyiapan lahan yang tepat akan menghasilkan daya dukung lahan yang optimal untuk pertumbuhan jabon. Penyiapan lahan bertujuan untuk mempersiapkan tempat tumbuh sebaik mungkin bagi bibit jabon yang akan ditanam. Penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dan pengolahan tanah. Penyiapan lahan meliputi kegiatan pembersihan lahan dari tumbuhan penggangu seprti semak belukar, alang-alang, rumput dan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Selain itu pembersihan lahan juga dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida, misalnya Sodium Chlorate (5-10 g/m2) dan campuran 2,4 dichlorophrnoxyacetic acid dengan 2,4,5-trichlorophenoxy-acetic acid (1 g/m2).
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah biasanya diikuti dengan perbaikan tempat tumbuh agar mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dilahan yang kurang produktif. Kegiatan tersebut biasanya disebut ameliorasi. Ameliorasi dilakukan dengan memberikan unsur tertentu agar kualitas lahan meningkat dengan menggunakan pupuk organik, pupuk anorganik, kapur dan bahan mineral. Pupuk organik yang biasa digunakan seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau, sedangkan pupuk anorganik yang digunakan seperti pupuk NPK, TSP, KCL dan SP36. Kapur biasanya diberikan sebanyak 100 gr/lubang tanam. Pemberian kapur digunakan untuk tanah atau lahan yang asam, tanah yang belum matang, serta lahan yang memiliki keterbatasan unsur hara Ca dan Mg. Bahan mineral yang dicampur dengan tanah untuk proses ameliorasi seperti tanah mineral, lumpur laut dan lumpur sungai. Pemberian bahan mineral berfungsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK dan meningkatkan kejenuhan basa di tanah. Bibit jabon yang siap tanam ketika batangnya cukup berkayu dengan tinggi 25-30 cm. Jabon memerlukan ketersediaan air yang cukup agar pertumbuhannya optimal, sehingga waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan untuk menghemat biaya pengairan dan meminimalisir kematian bibit akibat kekeringan. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3x3 m untuk penanaman monokultur. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam
berukuran 40 x 40 cm. Selain penanaman monokultur, jabon juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman hortikultura yang dapat dipanen lebih cepat seperti kacang-kacangan, talas, jagung dan nanas. Jarak tanam yang dianjurkan untuk  penanaman campuran (tumpang sari) 4x4 m atau 4x6 m. Sebagai pupuk awal benamkan 50 g NPK/tanaman. Berikan pupuk urea 50 g/tanaman setiap 6 bulan selama 3 tahun pertama. Pada umur tanam 3 tahun dosis urea dapat ditingkatkan menjadi 80 g/tanaman. Pemeliharaan tanaman dilapangan berupa pendangiran (penggemburan tanah), penyulaman (pada tanaman yang mati), penyiangan (pembebasan dari rumput liar) dan pemupukan. Pada awal penanaman, dapat dilkukan perawatan awal setelah tanam yaitu dengan menyemprotkan pestisida setiap 1-2 minggu sekali selama 3-4 bulan agar daun muda tidak dimakan ulat. Penyiangan juga harus sering dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan jabon tidak kalah dengan gulma. Jenis-jenis tanah yang cocok bagi pertumbuhan jabon diantaranya yaitu tanah ultisol, oxisol, alfisol, vertisol, andisol, inceptisol, spodosol dan entisol. Tanah ultisol (podsolik merah kuning) memiliki lapisan tanah liat dibagian bawah dan bersifat asam. Tanah oxisol merupakan jenis tanah tua sehingga kandungan mineralnya hanya sediki dan mudah lapuk. Tanah andisol berwarna kehitaman, umunya terdapat dilereng gunung berapi dengan tingkat kesuburan yang cukup baik. Tanah spodosol merupakan jenis tanah yang memiliki tingkat kesuburan lebih rendah dibandingkan dengan tanah andisol dan bersifat lembab atau basah. Suhu lingkungan optimum untuk pertumbuhan jabon sekitar 21- 260 C. Meskipun dapat tumbuh sampai ketinggian 1000 m dpl, beberapa petani jabon menyatakan bahwa jabon dapat tumbuh sampai pada ketinggian 1500 m dpl. Beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa jabon yang ditanam didataran rendah menunjukan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan jabon yang ditanam di daerah pegunungan. Curah hujan tahunan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan jabon berkisar antara 1.500-5.000 mm/th, namun demikian jabon mampu bertahan saat musim kemarau hingga tiga bulan tanpa mengalami kerusakan. Jabon sangat membutuhkan cahaya matahari yang konstan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Proses fotosintesis yang menghasilkan sumber energi untuk pertumbuhannya dipengaruhi oleh cahaya matahari, sehingga jabon sangat cocok ditanam di areal terbuka. Jabon yang ditanam pada areal yang ternaungi, pertumbuhannya menjadi agak terhambat (bentuk pohonnya tinggi tetapi kurus).

sumber: badan penelitian kehutanan Manado


Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub. Hartono Hp. 0823-78000858 pin 2A6F3EA2


Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.

Resiko Menanam pohon Jabon

Dalam istilah bisnis khususnya tentang investasi ada istilah “risk and return”. Dalam bahasa mudahnya adalah resiko dan pengembalian dalam investasi. Para ahli bisnis sudah benar dalam meletakkan risk lebih dahulu sebelum return. Jadi sangat benar apabila dalam melakukan investasi harus di pikirkan dulu resiko-resiko yang ada. Ketika kita menerima return tentu bukan hal yang perlu dipikirkan dalam dalam, tapi ketika kita menerima resiko tentu kepala kita akan panas memikirkan.
Resiko Menanam pohon Jabon
Iklim dan Cuaca
Kita angat bersyukur hidup di indonesia yang beriklim tropis. Ketersediaan hujan dan panas matahari yang baik menjadi daya dukung yang kuat untuk pertumbuhan tanaman. Indonesia dari dulu sangat terkenal dengan hutan tropisnya. Masyarakat indonesia sudah banyak yang membudidayakan tanaman sebagai mata pencahariannya. Saat ini terkenal adanya hutan tanaman rakyat. Kebanyakan lahan di indonesia sangat subur dan cocok untuk jenis tanaman keras atau tahunan. Musim kemarau yang umumnya bulan Juni-September masih sangat memungkin untuk pertumbuhan pohon tanaman keras tanpa penyiraman.
Pohon jabon dalam praktek terbukti merupakan tanaman yang sangat mudah menyeseuaikan dengan lingkungan. Curah hujan yang banyak akan menambah bagus pertumbuhan. demikian juga kondisi tanah umumnya di indonesia akan cukup memberikan persediaan air bagi tanaman ini untuk musim kemarau. Pohon ini juga bisa hidup bagus pada lokasi yang intensitas cahanya agak kurang. Sebagai contoh di lereng2 bukit yang menghadap ke barat sehingga di pagi/siang hari kurang cahaya sedangkan di sore hari sudah medung. Sehingga boleh dikatakan bahwa Jabon sangat cocok dengan iklim dan kondisi tanah secara keseluruhan di Indinesia.
Hama
Resiko yang perlu lebih di cermati adalah hama pengganggu. berikut  ini jenis hama dan penanganannya:
1. Ulat
Hama Ulat Pohon Jabon Ulat yang paling berbahaya bagi Jabon adalah jenis Ulat kecil2(lihat gambar). Hama ini berkembang sangat cepat, penangannya bisa dilakukan penyemprotan obat. Atau dengan cara organik.Dampak teburuk keterambatan penanganan adalah daun bisa habis hingga ke pupus pohon. Tapi hama ini tidak sampai membuat pohon Jabon Mati, tapi menghambat pertumbuhan. Pohon akan bersemi dan tumbuh kembali
2. Belalang
Hama belalang sangat menyukai daun Jabon. Hama ini daya rusaknya tidak terlihat besar, akan tetapi di awal2 penanaman perlu di waspadai.
3. Uret
Uret biasanya di bawa oleh pupuk kandang/kompos, untuk antisisapsinya pupuk yang di berikan ke pohon sudah di steril terebih dahulu dari bibit tanaman uret
Market
Market kayu secara nasional maupun global dari berbagai data statistik menunjukkan masih kurangnya pasokan. Sehingga tidak perlu kuatir saat panen nanti tiba.
Dari uraian sedikit tentang resiko bertanam jabon, kita bisa mencoba melakukan penanganan dan antisipasi sehingga hasilnya akan menjadi lebih baik.
Selamat berinvestasi Jabon

Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub.Hartono Hp. 0823-78000858 
Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.

Thursday, 1 November 2012

Jual Bibit Jabon Palembang



Dijual bibit Jabon daerah Palembang dengan beberapa variable  yaitu mulai dari stok benih, bibit sosisan, cabutan dan bibit siap tanam. Untuk bibit kami melayani pengadaan bibit hingga SATU JUTA bibit siap tanam. Bagi yang berminat dengan  bibit jabon siap tanam/sosis kami siap melayani pengiriman baik di Palembang, Musi banyuasin, Baturaja, Muara dua, Martapura, Pagar alam, Lahat, Prabumulih atau di luar Sumatera Selatan. Melalui jalur darat, laut maupun udara.

Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub.Hartono Hp. 0823-78000858

Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.


Bagi yang pernah melakukan pemesanan bibit jabon di tempat kami, kami sangat berterima kasih sekali apabila Anda menulis testimonial di web ini di kolom leave a comment. Semoga kesehatan dan kebaikan selalu menyertai Kita semua.




Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub. Hartono Hp. 0823-78000858 
Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.





Saturday, 15 September 2012

Pembahasan Jabon Menurut detik.com




Istilah Jabon mulai familiar dikalangan masyarakat beberapa tahun terakhir. Kepopuleran jabon seakan menenggelamkan pohon sengon yang sebelumnya sudah banyak dikembangkan. Jabon sering diplesetkan dengan istilah 'jati bonsor' (jabon) yaitu jenis pohon yang mirip jati dengan kemampuan tumbuh yang sangat cepat. Sehingga tak heran jenis pohon ini cocok sebagai pohon yang kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kayu seperti plywood maupun industri pulp maupun kertas. Kemasyuran pohon jabon sebagai salah satu pohon yang bernilai ekonomis tinggi, juga telah diakui oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Zulkifli menilai, harga jual kayu jabon bernilai tinggi sehingga cocok untuk investasi masyarakat. "Satu kubik pohon jabon sekarang harganya Rp 1,6 juta, kalau harga beberapa tahun lagi, pasti lebih mahal," kata Zulkifli akhir pekan lalu.

Zulkifli mengatakan panen  jabon bisa dipetik dalam waktu hanya 6-7 tahun paling lama. Selain buat investasi, menanam jabon juga bisa menjadi saran mensukseskan program menanam 1 miliar pohon.
"Pohon jabon ini pionir, dimana-mana banyak terutama di Sulawesi, sebagai tanaman endemik," kata Zulkifli.
Sementara itu Pemimpin Pelaksana Balai Pemeliharaan Tanaman Hutan Jawa Madura Acad Sudrajat mengatakan gambaran kasar investasi pohon jabon sangat menggiurkan.
Ia menuturkan modal bibit jabon siap tanam hanya Rp 2.000-2.500. Sementara dengan perhitungan harga satu kubik pohon jabon Rp 1,6 juta dengan setiap pohon jabon umur 6 tahun bisa diperoleh dua kubik, sudah terbayang berapa margin yang diperoleh si investor.
"Bayangkan saja keuntunganya luar biasa dari modal Rp 2.500 per pohon menjadi Rp 3 juta," kata Acad. Hal ini pun diakui oleh Direktur Pembibitan Kementerian Kehutanan Bejo Santoso, menurutnya setiap kali panen dalam satu hektar bisa diperoleh perputaran uang hingga Rp 500 juta. Tawaran investasi jabon, kini menurutnya sudah menjadi primadona baru untuk investasi.
"Yang menarik, dari hasil tulisan yang ada hingga kini jabon belum ada penyakitnya. Di Jawa sudah banyak penampungnya untuk industri plywood," kata Bejo.
Acad menjelaskan dengan perhitungan jarak penanaman 3x3 meter, maka setiap hektarnya bisa ditanam 400 pohon. Ia menghitung, nilai ekonomis penanaman jabon bisa diperoleh dari penanaman pohon sedikitnya setengah hektar.
"Lahan tergantung milik sendiri, setengah hektar lumayan 200 pohon pun bisa," katanya.
Dikatakannya, pohon jabon memiliki karakteristik tumbuh baik di ketinggian 0-700 meter diatas permukaan laut. Bahkan kata dia lokasi yang baik jabon sangat tumbuh baik di kawasan lembah.
Menurutnya jabon memiliki dua jenis yaitu jabon merah dan jabon putih, dua-duanya memiliki keunggulan masing-masing. Misalnya jabon merah memiliki karakter kayu yang keras sedangkan jabon putih sebaliknya.
Untuk urusan bibit, Acad menuturkan informasi soal bibit bisa diperoleh di pusat-pusat persemaian yang dibangun kementerian kehutanan. Misalnya pusat persemaian Cimanggis, Depok yang berlokasi di Jalan Raya Bogor. Acad menambahkan, harga bibit saat ini untuk yang sudah disertifikasi (teruji) Rp 14 juta per Kg sementara untuk yang belum bersertifikat hanya Rp 3-4 juta per Kg. Biasanya dari 1 kg bibit jabon bisa didapat 20 juta benih, namun jika sudah disemai biasanya akan efektif tumbuh hanya kurang lebih 2 juta bibit siap tanam.
Ia menghitung dari 1 Kg bibit yang mencapai 2 juta benih siap tanam, maka setidaknya bisa ditampung untuk luasan lahan 5000 hektar. Dengan perhitungan setiap satu hektar bisa ditanam 400 pohon jabon.
Soal pemasaran, menurut Acad penanaman jabon di wilayah Jawa masih menjanjikan dengan wilayah lainnya. Hal ini karena di Jawa banyak bertebaran industri-industri kayu maupun kertas.
"Sekarang di Jawa sudah banyak di Jawa Tengah, Jawa Timur. Bahkan pembeli banyak yang langsung ke kebon dari pihak pabrik maupun bandar kayu. Jabon bisa dipakai untuk bahan baku pabrik kertas, plywood, bahan pertukangan," katanya.

sumber: detik.com

Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub. Hartono Hp. 0823-78000858

Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.

Friday, 14 September 2012

Cara semai Jabon


Sebetulnya menyemai benih jabon atau biji jabon untuk dapat menjadi bibit jabon itu bukanlah hal yang terlalu rumit dan cukup mudah untuk dipelajari .yang dibutuhkan adalah  sedikit ketelatenan dan dan sedikit keberanian dalam penyemaian benih atau biji jabon tetapi asalkan kita punya tekad kuat untuk mau belajar dan mencoba hal itu mudah dilakukan. ada beberapa  langkah yang sederhana yang perlu kita perhatikan dalam penyemaian benih  jabon antara lain :

Hari pertama : persiapan lahan dan media Siapkan media penyemaian yang steril dan bebas dari biji rumput dan jamur yang nantinya bisa menggangu pertumbuhan,bisa menggunakan tanah halus yang diayak atau menggunakan tanah endapan lumpur sungai. Sementara untuk penaburan  bisa menggunakan media kotak,polybag tanah ataupun guludan.untuk guludan dibuat menggunung sehingga bebas dari terjangan genangan air hujan. Perlu diperhatikan juga ancaman dari ayam maupun tikus yang berseliweran.

Hari ke- 2 : penaburan biji jabon Sebelum biji atau benih jabon ditabur perlu dijemur selama 1-2 jam agar mengurangi kelembaban dan mengaktifkan biji jabon tersebut. Sebelum mulai penaburan media tanam disiram air sampai jenuh tetapi jangan sampai menggenang. Setelah disiram benih jabon / biji jabon ditabur secara merata diatas media.dilanjutkan dengan penutupan dengan plastik dan paranet untuk menjaga kelembaban media dan melindungi dari sinar matahari langsung dan air hujan.media penaburan benih dijaga jangan sampai kering.

Hari ke- 5 atau ke – 6 : perlakuan Di hari ke-6 paranet dibuka separuh ,kontrol kelembaban media dan penyiraman dengan semprotan halus supaya media menjadi lembab.
Hari ke 8-10 :     pengontrolan
Media dikontrol kelembabannya seperti langkah di hari ke-5 atau ke -6
Hari ke 10-14 : pengecekan pertumbuhan                                                                                  

Biasanya biji/benih jabon sudah mulai tumbuh di hari ke-10 sd hari ke-14 meskipun belum merata,pertumbuhan merata akan terjadi di hari ke 21 setelah penaburan biji.

Hari ke -11 sd hari ke 21 Setelah biji jabon mulai tumbuh setiap pagi antara jam 8-11 pagi benih dibuka sungkup dan paranetnya setiap pagi guna dilakukan penyiraman dan pemanasan serta penyemprotan fungisida dosis rendah.penyiraman gunanya mencegah kekeringan,pemanasan dan penyemprotan fungisida digunakan agar benih cepat tumbuh dan tidak terkena jamur. dihari ke - 10 sd 14 biasanya biji jabon sudah mulai tumbuh


Hari ke -24 keatas Benih jabon sudah mulai berdaun agak lebar,perlakuan seperti langkah ke 6 diulangi serta diadakan penyiangan rumput.
Untuk langkah selanjutnya akan dibahas diartikel yang akan datang ,penyemaian seperti langkah diatas akan lebih efektif lagi bila dilakukan secara telaten dan kami juga menyediakan benih jabon super yang terbukti dari sekitar 300 an pengambilan dari konsumen kami,hampir 95 persen mengalami keberhasilan yang mengagumkan, selamat belajar menyemai benih jabon  atau biji jabon.


sumber: internet


 

Untuk pemesanan bibit Jabon Hartono Hp. 0823-78000858

Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.

Pemasaran Kayu Jabon



Pemasaran kayu jabon merupakan salah satu hal yang masih banyak ditakutkan oleh mereka yang hendak melakukan investasi kayu jabon tersebut. Hal ini karena mereka takut setelah memasuki masa panen, pohon jabon mereka tidak laku di pasaran.
Ketakutan seperti ini tentu saja tidak beralasan. Sebab, dengan mengenal karakter pohon Jabon secara keseluruhan, kita tidak perlu merasa khawatir bahwa tanaman jabon yang kita pelihara tidak akan laku di pasaran.
Sebab, pada saat ini kebutuhan akan kayu di berbagai sektor industri selalu saja meningkat. Hal ini seiring dengan adanya peraturan pemerintah yang mempersempit peluang untuk menggunakan tanaman kayu hasil hutan alam sebagai bahan baku industri.
Selain itu, adanya perubahan orientasi masyarakat dalam memilih jenis kayu yang akan digunakan sebagai bahan baku berbagai peralatan rumah tangga mereka. Di masa lalu, banyak masyarakat yang memilih kayu keras seperti jati untuk membuat beberapa perlengkapan rumah tangga seperti lemari atau meja dan kursi.
Namun, seiring perkembangan jaman, masyarakat kini lebih menyukai jenis kayu ringan yang awet seperti Jabon. Hal ini karena perlengkapan yang terbuat dari bahan kayu keras cenderung berat dan sulit untuk dipindahkan. Selain itu dari sisi harga, kayu keras seperti jati cenderung lebih mahal daripada jenis kayu jabon.

KUTIPAN DARI JABON KENDAL

Dalam diskusi ini kami mendapatkan pelajaran berharga,bahwa semua isu negatif tentang kayu jabon adalah tidak benar, diantaranya isu yang beredar,bahwa kayu jabon tidak bisa diolah menjadi kayu lapis karena sulit di lem, dalam kenyataanya dalam pengolahan di PT SSS tidak ada kendala sedikitpun dalam pengolahan kayu jabon,melainkan kendala suplai kayu jabon yang sangat terbatas.
bahkan dari pengalaman kami yang banyak berhubungan dengan para pengusaha yang bergerak di sektor kayu, saat ini bahkan ada yang menggunakan kardus bekas sebagi inti kayu lapis berkualitas terjelek,sangat ironis kalau masih ada segelintir manusia yang ragu akan pemasaran kayu jabon.
Di sisi lain, ketersediaan kayu hasil hutan alam juga cenderung menurun secara drastis. Akibatnya, industri besar mulai beralih memanfaatkan kayu hasil hutan rakyat sebagai sumber bahan baku mereka. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan berbasis kayu yang memindahkan lokasi usaha mereka Kalimantan ke pulau Jawa atau Sumatera.
Padahal, Kalimantan merupakan salah satu kawasan yang memiliki hutan alam terbesar di Indonesia bahkan dunia. Regulasi pemerintah yang membatasi penebangan kayu hasil hutan alam, menyebabkan pasokan untuk industri kayu semakin menurun volumenya dari waktu ke waktu. Padahal, industri seperti kayu lapis harus tetap beroperasi.
Cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan kayu hutan budidaya. Salah satunya adalah kayu Jabon. Kayu jabon disukai karena memiliki karakter yang cukup baik sebagai bahan dasar pembuatan kayu lapis.
Salah satunya karena kayu jabon memiliki warna yang lebih putih sehingga cocok sebagai lapisan muka kayu lapis.
Selain industri kayu lapis, kayu Jabon juga bisa dimanfaatkan untuk beberapa sektor industri lain. Misalnya industri pembuatan bubur kertas, yang menyukai kayu Jabon sebagai bahan dasar industri tersebut. Hal ini karena hasil olahan kayu Jabon mampu menghasilkan bubur kertas yang warnanya lebih putih, sehingga tidak perlu lagi ditambahkan zat pemutih. Tentu saja biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam pembuatan bubur kertas bisa ditekan seminimal mungkin.
Industri mebel juga termasuk salah satu industri yang sangat menyukai kayu Jabon sebagai bahan bakunya. Karena dengan menggunakan kayu jabon, mebel yang dihasilkan cenderung lebih artistik, ringan namun kuat. Sehingga mebel yang dibuat bisa lebih mudah untuk dibawa atau dipindah. Inilah yang membedakan dengan mebel yang terbuat dari kayu keras yang cenderung berat dan sulit untuk dipindahkan.
Dengan adanya fakta di atas, kiranya pemasaran kayu jabon di masa mendatang bukan lagi sesuatu hal yang sulit untuk dilakukan. Apalagi, kebutuhan akan kayu hasil hutan rakyat akan semakin meningkat di masa mendatang. Kondisi ini sebagai imbas dari regulasi pemerintah yang semakin membatasi penggunaan hutan alam sebagai bahan baku industri.

sumber: internet

Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub. Hartono Hp. 0823-78000858

Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.