Telor-telor, ulet ulet,
Kepompong, Kupu-kupu
Kasian deh lu.. kasian deh lu..

Bait lagu yang sering di dendangkan oleh anak-anak dengan riang ini mungkin bisa membuat para petani dan pekebun berjengit. Iya lah, meski kupu-kupu adalah hewan yang indah, namun ulat kurang disenangi petani, bahkan seringkali dibenci. Apalagi kalau tanaman yang baru tumbuh ternyata digerogoti si monster rakus ini.
Memang kasihan juga bayi pohon Jabon (Anthocephalus cadamba) yang baru berumur 1.5 bulan setelah tanam ini, daunnya hampir habis karena serangan ulat hijau bertanduk.

           
Add caption
From Farm Life                                             Sebetulnya kalau diperhatikan ulat adalah serangga yang unik, si hijau satu ini (mungkin dari genus Polyura). Dia memiliki tanduk di kepalanya. Dan ketika tubuh lunaknya disentuh, dia mengeluarkan cairan berwarna hijau yang entah darimana datangnya. Enggan juga meneliti lebih jauh :) . Kakinya seperti memiliki perekat atau mungkin semacam penyedot yang membuat dia menempel cukup kuat di tangan. Ulat merupakan eating-machine yang luar biasa. Ketika sebelum menetas saja, yang dia lakukan untuk keluar dari cangkang telur adalah memakan cangkangnya. Dan pada siklus hidupnya sampai menjadi kepompong, berat tubuhnya berlipat ratusan kali. Dan yang dia lakukan hanya makan dan makan. Amazing.
Selain ulat, belalang juga sangat menyukai daun jabon. Daun terlihat berlubang-lubang dan meranggas.
Wah harus agak dikurangi nih populasinya, pikir saya.

Karena ulat adalah hewan yang tidak suka kepanasan, dia lebih senang berada di balik daun. Lumayan menyulitkan kalau kita akan melakukan hand-picking terhadap hama ini. Kalau satu dua sih ngga masalah, kalau setiap pohon harus diperiksa ya repot juga (ah pemalas kamu).
Nah si hijau ini kebetulan sedang sial dan berhasil saya temukan. Ketika coba diumpankan pada ayam kampung, wah si ayam nampak kegirangan dapat menu berprotein tinggi. Aha. Maka tak lama, 7 ekor ayam kampung kita giring ke lahan Jabon. Walhasil, tidak saja ulat tapi belalang juga di sikat. Asik juga nonton ayam-ayam itu berburu. Metoda patroli ayam ini pernah kita terapkan juga waktu sapi-sapi di Pakidulan kena hama kutu pengisap darah (caplak). Hanya pada kasus jabon, perlu juga di awasi, jangan sampai si ayam malah lebih seneng makan daun jabon daripada hama-nya. 
Kasus ulat ini menunjukkan bahwa jabon bukan merupakan tanaman yang tidak memiliki hama. Dengan tingginya minat orang menanam jabon, perlu lah kiranya diwaspadai jangan sampai terjadi ledakan populasi hama dan penyakit. Para petani Jabon perlu mewaspadai hal ini. Untuk itu artikel yang diniatkan untuk memajang foto ulat pada jabon ‘terpaksa’ melakukan
Serangga
Serangga lain yang menjadikan jabon sebagai tanaman inang dari literatur diketahui adalah ngengat Lymantria mathura. Kalau lihat gambar ketika sedang dalam siklus ulat, wah serem juga dengan bulu-bulu yang jabrik.
Yang lainnya adalah Daphnis hypothous, Dysaethria quadricaudata, dan Ectropis bhurmitra. Semuanya termasuk jenis -jenis ngegat (moth). Walau jarang mematikan namun serangan hebat dapat menghabiskan seluruh daun Kadamba.
Kemudian ulat Arthroschista hilaralis serta larva kumbang berordo Coleoptera famili Melolonthidae yang dikenal dengan Uret. Salah satu jenis larva uret yang nakal berasal dari kumbang lege (white grubs atau kuuk dalam bahasa sunda). Kumbang ini berasal dari genus Phyllophaga. Lege sering kita temukan pada pohon pisang, sedangkan larvanya berada di dalam tanah.
From Hanja - Jabon - Samama
Dari sebuah literatur ditemukan pula catatan mengenai penanaman usia satu tahun kombinasi Kadamba yang dicampur dengan tanaman Sengon (Albizia falcata) di Jawa Timur yang terserang hama uret Lepidiota stigma, Leucopholis rorida dan Holotrichia helleri (Intari, S.E.; Natawiria, D. 1973. Hama Uret pada pesemaian dan tegakan muda. Laporan 167. Bogor, Indonesia: Lembaga Penelitian Hutan. 22 p.).
Nematoda
Hama lain yang sering menghinggapi Jabon adalah serangan nematoda. Hama dari keluarga filum atau cacing-cacingan ini diketahui menyerang akar jabon. Dan menyebabkan tanaman yang terserang mati. Istilah untuk penyakit yang memang sangat umum menyerang bermacam tanaman ini adalah puru akar (root-knot nematode). Di Amerika Serikat saja, setidaknya serangan nematoda akar ini telah mengurangi produktifitas pertanian sebesar $5 milyar setiap tahunnya. Pada tanaman jabon, nematoda penyebab di identifikasi adalah Meloidogyne incognita. Serangannya menyebabkan daun menguning dan merapuhkan akar. Di Filipina, 97 persen pasokan bibit Jabon dari penangkar telah terinfeksi nematoda ini. Indikasinya, ukuran bibit lebih kecil, beratnya kurang dengan daun yang lebih sedikit.
Sudden Death
Yang cukup mengejutkan adalah adanya catatan mengenai mewabahnya kematian mendadak atau sudden death pada penanaman Kadamba di Costa Rika (Gibson, I.A.S.; Nylund, J. 1976. Sudden death, a disease of kadam (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.). Commonwealth Forestry Review. 55(3): 219-227).
Penyebabnya tidak diketahui, namun menyebabkan penanaman disana dihentikan sama sekali. Gejalanya merupakan gejala khas penyakit infeksi pada akar. Bintik dan noda pada kambium dan jaringan kayu (sapwood) yang menyebar dimulai dari akar dan terus ke atas. Penyakit ini diamati bermula pada tahun 1967, hanya dua setengah tahun sejak ditanam. Matinya akar serabut juga merupakan gejala awal.
Pada literatur yang lain, Selander (1990) melaporkan kerontokan berat pada percobaan penanaman Jabon di Kalimantan Selatan disebabkan oleh ulat yang tidak dapat di identifikasi jenisnya. Kemudian Ngatiman dan Tangketasik (1987) mencatat bahwa ada satu serangga yang belum teridentifikasi (diasumsikan ulat) pada penanaman di Kalimantan Rimur. Suratmo (1987) mengarahkan penyebab penggundulan jabon tersebut adalah Margaronia sp. (Lepidoptera, Pyralidae).
Suratmo (1996) mengobservasi bahwa penanaman yang telah dilakukan pada area yang kecil, daunnya telah diserang secara hebat yang menyebabkan penanaman spesies fast growing ini dihentikan (Insect Pests and Diseases in Indonesian Forests, CIFOR, 2000).
Di India, Kumbang Tanduk Panjang, Batocera numitor (Coleoptera, Cerambycidae) ditemukan menggerek pokok batang pada tanaman yang tidak sehat. Kemudian ulat Margaronia hilaralis (Lepidoptera, Pyralidae) menyebabkan daun tinggal tulang belulang (Beeson 1941). Sementara serangan ulat lain dari jenis polyphagous yang merupakan pemakan daun juga dicatat terjadi di India namun tidak menyebabkan situasi yang serius.


From Hanja - Jabon - Samama
Disebutkan dalam literatur tersebut bahwa ulat pemakan daun adalah ancaman potensial namun sejarah penanaman Jabon terlalu pendek untuk membuat kesimpulan yang tepat.
leaf blightRhizoctonia
Daun Jabon juga amat disenangi ternak sapi, kambing dan domba. Hingga ternak yang digembalakan di area penanaman jabon harus dalam pengawasan yang ketat.
Demikianlah, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyurutkan niat kita bertanam. Namun lebih merupakan upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi.
Telor-telor, ulet ulet,
Kepompong, Kupu-kupu
Kasian deh lu.. kasian deh lu..

Semoga bukan para petani Jabon yang disebut dalam dendang tersebut dan semoga tulisan ini bermanfaat.



Untuk pemesanan bibit Jabon. Hub. Hartono Hp. 0823-78000858 pin 2A6F3EA2


Dapatkan harga lebih murah dengan pemesanan secara  INDEN 2.5 bulan min 10 ribu bibit.